Denmas Priyadi Blog│Jumat, 15 April
2013│11:45 WIB
Hadiah Milad Buat Ayah
Karya: Haura Rahmani X-1
Ayah…
Hari
ini aku sengaja menemuimu tepat di hari ulang tahunmu
Sungguh
aku terasa sejuk di sini
dengan
semilir angin yang berhembus perlahan
Di
bawah pohon kamboja di depan nisanmu
Dan,
hanya sebait puisi ini yang bisa aku persembahkan
Dan
aku perdengarkan
Ayah…
Kepergianmu
mengajarkan aku tentang pentingnya arti kehidupan
Kepergianmu
mendewasakan aku tentang arti perjuangan dan pengorbanan
Kepergianmu
menyadarkan aku betapa pentingnya arti cinta dan ketulusan
Engkaulah
penguat hati ini, yang telah menjadikan
aku wanita tegar,
Wanita
yang sabar, wanita yang tak mudah menyerah
Ya,
Allah…
Engkau
Maha Pendengar
Dan…
perkenankanlah permohonan kami
Ya,
Ghofur…
Engkau
Maha Pengampun
Dan…
ampunilah segala kesalahan dan dosa ayah kami
Ya,
Majid…
Tempatkanlah
dia di kemuliaan-Mu
Karena
di sisi-Mu lah tempat kemuliaan kami
Amieeen…
Halim Perdanakusuma, 09 April 2013
Penerang Hidupku
Karya: Rosida Yahya X-4
Sang
Fajar tersenyum basuh kehangatan
Menyapa
hari dalam gelapnya pagi
Mengusir
kabut yang menerpa hati
Bagai
permata jiwa mengalun nan syahdu belaian kasih
Dari
sosok wanita berhati ba’ malaikat
yang
tak pernah mengeluh walau sesaat
hanya
untuk membesarkanku
Ibu…
Enam
belas tahun sudah kau membesarkan aku
Bercucur
peluh dan keringat bersusu kasih samudra kalbu
Kau
tetap semangati aku ‘tuk lewati kerasnya jalan berbatu,
Kau
tetap semangati aku ‘tuk turuni terjalnya lembah kehidupan
Ibu…
Engkau
bagai pelangi yang mewarnai hatiku
Kau
mampu dan bisa berperan sebagai apa saja
Menjadi
sang suri tauladan, sahabat, ayah, guru bahkan sang idola
Meskipun
sudah tak terhitung aku menyakitimu
Dengan
tingkah polahku yang tak terpuji
Namun
hatimu tetap bening, putih, bersih selembut kapas
Ibu…
Lewat
gores-gores coretan tangan ini
Aku
letakkan secangkir harapan yang tulus murni
Maafkanlah
segala dosa-dosaku yang semakin menggunung
Maafkan
segala salahku yang seluas samudra
Maafkan
segala perilaku aku yang tak patut
Dan,
terima kasih atas segala budi dan jasamu yang tak terhingga
Ibu…
kau adalah segalanya bagiku
Gudangseng, 10 April 2013
Bahagiaku Syurga Mereka,
Deritaku Pilu Mereka
Karya: Syifa Harumi X-4
Aku
berdiri di sebuah jalan setapak yang gelap
Pandanganku
tertuju pada dua orang di kejauhan sana
Dengan
senyuman yang taka sing di mataku
Dua
orang yang sangat aku hargai
Dua
orang yang sangat aku hormati, cintai dan aku sayangi
Ya,
mereka adalah ibuku dan ayahku
Dengan
langkah semangat disertai senyuman hangat
Aku
hampiri mereka penuh rasa kasih dan hormat
Seiring
langkahku, tergiang di telinga, terlintas di mata
Betapa
perjuangan dan pengorbanan ibu dan ayah
Dalam
membesarkanku yang tanpa menuntut balasan
Bahkan
setulusnya memberikan aka kasih dan sayang
Sungguh
aku jadi malu, tak mau berterimakasih bahkan berdosa
Dengan
apa yang telah aku perlakukan kepada mereka
Sering
mengumpat, berkata kasar dan berdusta
Namun
tak sedikit pun mereka marah
Bahkan
dengan ramah penuh kasih yang melimpah
Selalu
sebut namaku dalam doanya
Ya,
Tuhan…
Maafkanlah
atas segala kekeliruan
Ampuninilah
atas segala dosa kedurhakaan
Terhadap
ibu dan ayahku
Amieeen…
Jatiasih, 10 April 2013
Kebanggaan
Karya: Haura Rahmani X-1
Wahai
ikhwan yang melukiskan rindu atas kedamaian syurga
Atas
nama Rabb ku, aku ingin mencintaimu karena-Nya
Mengukir
nama indahmu di bawah langit cinta-Nya
Menulis
hikmah dari pertemuan aku dan dirimu di atas sajadah cinta
Andai
harus aku jabarkan bait-bait hati yang tersembunyi seperti akhwat lainnya
Sungguh
tak cukup waktu yang Tuhan titipkan untuk semua cerita
Hingga
aku termasuk akhwat yang merugi karenanya
Atas
nama titah Tuhanku
Cukupku
cintamu dengan sederhana
Sepanjang
hidup, aku ingin akidah kasih yang ada ini diridhoi-Nya
Tak
perlu bagiku kau sampaikan gemuruh rindu itu dalam nyata
Cukuplah
kau jaga hijabku tanpa kata cinta
Jika
hati ini harus marah karena diammu untukku
Sungguh,
jangan kau dekati hati yang tak pernah menghargaimu ini
Sungguh,
karena cinta ini aku malu pada Tuhanku
Berlumur
noda atas cinta yang bukan hakku dan dirimu
Wahai
ikhwan yang telah menyentuh hatiku
Aku
tak mengenali cinta dalam lisan
Karena
bukan itu yang namanya cinta karena-Nya
Jika
kau mencintaiku, cintailah aku dalam diammu
Jagalah
hijab cinta antara kau dan aku
Dan
jika saatnya tiba, Allah akan taqdirkan aku untukmu
Jakarta, 9 april 2013
Posted:
Slamet Priyadi di Kp. Pangarakan - Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar